Sabtu, 05 Januari 2013

Museum Benteng Vredeburg

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BENTENG VREDEBURG
Pendirian benteng Vredeburg tidak lepas dari Mataram Islam yang pada waktu itu masih berada di solo. Pada masa pemerintahan Pakubuwana III sistem pemerintahan lebih banyak dikuasai oleh Belanda. Segala bentuk kebijakan, keputusan dan lain sebagainya itu merupakan campur tangan Belanda. Sehingga banyak menimbulkan pro dan kontra di dalam Mataram Islam it u sendiri. Raja sudah tidak bisa diberikan masukan atau nasehat karena dia merasa terlalu banyak hutang budi kepada Belanda. Akhirnya terjadilah pemberontakan salah satu ialah bangsawan dari Madura bernama Untung Suropati. Pada waktu itu Pakubuwana III berhasil dikalahkan dan melarikan diri akhirnya keraton Mataram Islam dikuasai oleh Untung Suropati. Kemudian Pakubuwana III meminta perlindungan dan bantuan kepada pemerintah Belanda untuk mengembalikan kekuasannya. Atas bantuan dari Belanda tersebut Untung Suropati berhasil dikalahkan.
Dengan mengusir Untung Suropati dari keraton, Pakubuwana III bisa menduduki tahtanya kembali. Oleh Belanda Pakubuwana III diminta untuk melakukan perjanjian politik diantaranya Pakubuwana III harus mengganti biaya perang melawan Untung Suropati, perdangangan di sepanjang pantai utara Jawa dikuasai oleh Belanda, keraton Mataram hanya menikmati 1/3 dari kekuasaan tersebut. Diadakannya pajak umplengan (pajak pintu rumah) sehingga masyarakat pada waktu itu mengalami kesengsaraan. Keadaan yang demikian memicu sikap reaktif dari Pangeran Mangkubumi yang notabennya adalah saudara dari Pakubuwana III. Dia tidak rela melihat masyarakat menderita kemudian mengambil sikap yang tegas dan berani keluar dari keraton sebagai bentuk protes. Dari Keraton Mataram di Solo bergerak kearah timur sampailah di daerah seragen kemudian bermarkas di desa Kabanaran. Ternyata sikap tegas dari mangkubumi ini mendapat dukungan dari rakyat yang telah mengidolakan pemimpin yang berani dan sebagia n para pemimpin keraton yang tidak setuju dengan Belanda. Maka agar Pangeran Mangkubumi mendapat legitimasi dan kepercayaan dari rakyat beliau diangkat menjadi raja Mataram versi rakyat yang bergelar Susuhunan Kabanaran. Usaha dari Pangeran Mangkubumi memerangi Belanda dengan merebut dan menguasai gudang logistik dan menguasai gudang senjata yang dimiliki oleh Belanda dengan harapan semangat Belanda berkurang.
Usaha tersebut diketahui oleh Belanda yang mana apabila tetap dibiarkan akan mempengaruhi kedudukan Belanda, sehingga Belanda mempunyai siasat untuk memecah belah Mataram Islam. Di desa Giyanti, Karanganyar kedua raja dipertemukan untuk melakukan perjanjian. Perjanjian tersebut dikenal sebagai perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755 yang pada hakekatnya membagi kekuasaan Mataram menjadi dua yaitu di Solo tetap dikuasai Pakubuwana III, di Yogyakarta dikuasai oleh Pangeran Mangkubumi dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwana I. Pada waktu itu kondisi yang akan dijadikan Keraton Yogyakarta masih hutan belantara  (hutan beringin). Setelah mendapatkan wilayah kekuasaan di Yogyakarta, pangeran Mangkubumi bertempat di Ambar Ketawang, Gamping. Pada tanggal 7 Oktober 1756 mulai menempati keraton Yogyakarta. Selain sebagai ahli Perang yang tangguh Sri Sultan Hamengku Buwana I adalah juga seorang ahli bangunan yang hebat. Dia membuat selokan di sekelilng keraton dan benteng pertahanan.
Melihat kemajuan yang sangat pesat akan pembangunan kraton yang didirikan Sri Sultan Hamengku Buwana I menimbulkan rasa kekhawatiran pada pihak Belanda sehingga diajukanlah usul untuk membangun sebuah benteng disekitar wilayah keraton. Yaitu oleh Gubernur Belanda Herman Nikolas Harting. Pendiriannya sendiri dengan dalih yang digunakan pada waktu itu adalah agar Belanda dapat menjaga keamanan keraton dan sekitarnya. Akan tetapi maksud sesungguhnya Belanda adalah untuk memudahkan melakukan kontrol perkembangan yang terjadi di keraton dan melindungi kantor pemerintahan Belanda. Hal ini bisa dilihat dari letak benteng yang hanya satu jarak tembak meriam dari keraton dan lokasinya menghadap ke jalan utama menuju keraton merupakan indikasi utama bahwa fungsi benteng dapat dimanfaatkan sebagai benteng strategi, intimidasi, penyerangan dan blokade. Lokasi yang dipilih belanda sangat strategis karena terletak diantara keraton, alun-alun, masjid agung pasar, dan bank.
Pada waktu itu pembangunan Benteng masih sangat semi permanen dimana masih menggunakan kayu glugu sebagai tiang, gedeg sebagai dindingnya, dan daun ilalang sebagai atap. Sri Sultan telah membangun sebuah benteng tersebut sangat sederhana berbentuk bujur sangkar. Keempat sudutnya dibuat tempat penjagaan yang disebut sebagai seleka atau bastion yang menyerupai bentuk kura-kura dengan keempat kakinya. Oleh Sultan keempat sudut tersebut diberi nama Jayawisesa (sudut barat laut), Jayapurusa (sudut timur laut), Jayaprakosaning (sudut barat daya) dan Jayaprayitna (sudut tenggara). Pada awalnya Benteng tersebut oleh belanda ditempatkan sejumlah 250 tentara Belanda. Setelah adanya pergantian Gubernur di pantai utara jawa pada tahun 1765 dari Nikolas Harting menjadi W.H. Van Ossenberg maka melihat benteng ini  cukup strategis. Kemudian Ossenberg mengusulkan disempurnakannya benteng tersebut. Agar lebih optimal dalam mengamankan keraton. Oleh Sri Sultan disetujui, Ossenberg meminta material disediakan oleh Sri Sultan. Karena Ossenberg akan mengganti sebesar 12.000 golden mata uang Belanda. Maka kayu-kayu (jati) yang digunakan ialah berkualitas sangat baik yaitu diambil dari daerah Blora, Madiun dan dari daerah gunung kidul. Sedangkan materialnya menggunakan tiga unsur yakni batu gamping(kapur), pasir dan semen merah. Selesai pada tahun 1788 untuk membangun benteng kemudian diberi nama benteng Rustenberg artinya tempat peristirahatan. Struktur bangunan disesuaikan dengan kebutuhan militer. Pada tahun 10 Juni 1867 di Yogyakarta terjadi gempa sangat hebat akibat letusan gunung berapi sampai candi-candi salah satunya candi Borobudur teruruk material letusan. Sehingga banyak bangunan di Yogjakarta termasuk bangunan Benteng mengalami kerusakan. Setelah diadakan perbaikan, nama benteng Rustenberg dirubah nama menjadi benteng Vredeburg yang artinya benteng perdamaian. Hal ini sebagai maneifestasi hubungan Belanda dan keraton yang tidak saling menyerang. Tentaranya dari 250 menjadi 450 tentara belanda.
Secara historis bangunan ini sejak berdiri sampai sekarang telah mengalami berbagai perubahan fungsi yaitu pada tahun 1760 - 1830 berfungsi sebagai benteng pertahanan, pada tahun 1830 -1945 berfungsi sebagai markas militer Belanda dan Jepang, dan pada tahun 1945 - 1977 berfungsi sebagai markas militer RI. Setelah tahun 1977 pihak Hankam mengembalikan kepada pemerintah. Oleh pemerintah melalui Mendikbud yang saat itu dijabat Bapak Daoed Yoesoep atas persetujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku pemilik, ditetapkan sebagai pusat informasi dan pengembangan budaya nusantara pada tanggal 9 Agustus 1980. Pada tanggal 16 April 1985 dipugar menjadi Museum Perjuangan dan dibuka untuk umum pada tahun 1987. Kemudian pada tanggal 23 November 1992 resmi menjadi "Museum Khusus Perjuangan Nasional" dengan nama "Museum Benteng Yogyakarta". Bangunan bekas Benteng Vredeburg dipugar dan dilestarikan. Dalam pemugaran pada bentuk luar masih tetap dipertahankan, sedang pada bentuk bagian dalamnya dipugar dan disesuaikan dengan fungsinya yang baru sebagai ruang museum.
KOLEKSI MUSEUM BENTENG VREDEBURG
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta menyajikan berbagai koleksi-koleksi sebagai berikut :
1.     Koleksi Bangunan
a.     Selokan atau parit, dibuat mengelilingi benteng yang pada awalnya di maksudkan sebagai rintangan paling luar terhadap serangan musuh, yang kemudian pada perkembangan selanjutnya karena sistem kemiliteran sudah mengalami kemajuan hanya digunakan sebagai sarana drainase atau pembuangan saja. Saat ini diaktifkan kembali sepanjang 100 m dengan kedalaman hampir 8m dengan lebar 14 m.
b.     Jembatan, pada awalnya dibuat jembatan angkut (gantung), yang berfungsi diturunkan apabila digunakan kalau tidak dipakai diangkat. Jembatan dahulunya dibuat dari kayu. Karena ada waktu itu transportasi masih menggunakan kereta dan kuda. Tetapi karena berkembangnya teknologi khususnya kendaraan perang kemudian diganti dengan jembatan yang paten.
c.      Tembok (benteng), lapisan pertahanan sesudah parit adalah tembok (benteng) yang mengelilingi komplek benteng, berfungsi sebagai tempat pertahanan, pengintaian, penempatan meriam-meriam kecil maupun senjata tangan. Tingginya 5 m dan mempunyai ketebalan 1 m dengan bentuk atasnya tidak dibuat datar tetapi dengan kemiringan 45 derajat keluar. Pada waktu itu tersebut mempunyai dua tujuan, yaitu pertama, musuh akan menembak tentara belanda yang dibelakang benteng itu dari jarak tertentu sehingga belanda bisa merunduk peluru bisa mental ke atas. Kemudian fungsi kedua dalam keadaan terjepit yang mana tidak bisa malakukan perlawanan keluar, mereka masih dapat melakukaan perlawanan dari dalam. Selain daripada postur tubuh mereka yang tinggi senapan itu dapat diarahkan.
d.     Pintu gerbang, dibangun sebagai sarana keluar masuk kompleks benteng. Pintu gerbang ada dua yakni pintu depan atau sisi barat dan pintu belakang atau sisi timur. Diatasnya terdapat bangunan yang difungsikan pada waktu itu untuk mengatur jembatan gantung. Sedangkan bangunan yang di bawah untuk melakukan introgasi orang yang akan masuk benteng di luar kesatuannya. Pintu gerbang tersebut berjumlah tiga buah yaitu di sebelah barat, timur dan selatan. Tetapi khusus sebelah selatan hanya dibuat lebih kecil saja karena fungsinya pada waktu itu sebagai pintu rahasia. Gerbang tersebut manyatu dengan benteng.
e.     Bangunan-bangunan di dalam benteng (di bagian tengah benteng) yang berfungsi sebagai barak prajurit dan perwira, yang kemudian pada perkembangan selanjutnya difungsikan sebagai tangsi militer. Gedung yang disebelah sini kiri pintu gerbang dahulu sebagai ruang administrasi. Yang depan sekarang difungsikan sebagai ruang pengenalan atau ruang audio visual mini. Dengan kapasitas tempat duduk 40 orang.  Gedung yang ditepi yang mempunyai 2 lantai dahulu digunakan sebagai barak prajurit. Bangunan benteng senantiasa simetris barak prajurit di sisi barat selatan. Kemudian ruang tengah atau ruang diorama 1 dan 2 dahulu sebagai asrama perwira.
f.       Monumen serangan Oemoem 1 Maret 1949
2.     Koleksi realia, merupakan koleksi yang berupa benda (material) yang benar-benar nyata bukan tiruan dan berperan langsung dalam proses terjadinya peristiwa sejarah. Antara lain berupa : peralatan rumah tangga, senjata, naskah, pakaian, peralatan dapur dan sebagainya.
3.     Koleksi foto, miniatur, replika, lukisan dan atau benda hasil visualisasi lainnya.
4.     Koleksi adegan dalam bentuk diorama, yaitu :
A.    Ruang diorama I, terdiri dari 11 buah minirama yang menggambarkan peristiwa sejarah yang terjadi sejak periode perang diponegoro sampai masa pendudukan Jepang di Yogyakarta (1825-1942).
B.    Ruang diorama II, terdiri dari 19 buah minirama yang menggambarkan peristiwa sejarah sejak proklamasi atau awal kemerdekaan sampai agresi militer Belanda I (1945-1947).
C.    Ruang diorama III, terdiri dari 18 minirama yang menggambarkan peristiwa sejarah sejak adanya perjanjian Renville sampai dengan  pengakuan kedaulatan RIS (1948-1949).
D.   Ruang diorama IV, terdiri dari 7 buah minirama yang menggambarkan peristiwa sejarah periode Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai masa Orde Baru (1950-1974).
JAM KUNJUNG DAN BIAYA MASUK
Ø      Selasa – Jum’at    : 08.00 -16.00
Ø      Sabtu – Minggu    : 08.00 – 17.00
Ø      Hari Libur Nasional tutup
Wisatawan Domestik                                            Wisatawan Macanegara
ü      Dewasa Perorangan       : Rp. 2.000           Dewasa dan anak-anak
ü      Dewasa Rombongan      : Rp. 1.000           Rp. 10.000
ü      Anak-anak perorangan  : Rp. 1.000
ü      Anak-anak rombongan  : Rp. 500
KESIMPULAN
Pada waktu itu pendirian benteng Rustenberg *yang sekarang Vredeburg merupakan hasil politik Belanda. Pendiriannya sendiri dengan dalih yang digunakan pada waktu itu adalah agar Belanda dapat menjaga keamanan keraton dan sekitarnya. Akan tetapi maksud sesungguhnya Belanda adalah untuk memudahkan melakukan kontrol perkembangan yang terjadi di keraton dan melindungi kantor pemerintahan Belanda. Hal ini bisa dilihat dari letak benteng yang hanya satu jarak tembak meriam dari keraton dan lokasinya menghadap ke jalan utama menuju keraton merupakan indikasi utama bahwa fungsi benteng dapat dimanfaatkan sebagai benteng strategi, intimidasi, penyerangan dan blokade.
Benteng Vredeburg saat ini telah difungsikan sebagai museum modern, Benteng Vredeburg memiliki koleksi lengkap meliputi koleksi bangunan, koleksi realia, koleksi foto termasuk miniatur dan replika serta koleksi lukisan. Selain itu terdapat pula 4 ruang pameran minirama sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta sebagai museum khusus sejarah perjuangan nasional merupakan salah satu tujuan wisata, seni, budaya dan ilmu pengetahuan. Peranannya sebagai museum bertugas melaksanakan pengumpulan, perwatan, penelitian,penyajian, penerbitan hasil penelitian dan memberikan bimbingan edukatif kultural mengenai benda dan sejarah perjuangan bangsa Indonesia khususnya wilayah Yogyakarta yang diapresiasikan ke dalam berbagai kegiatan seperti : pemeran, penelitian, seminar, diskusi dan sebagainya. Dengan harga tiket yang cukup terjangkau, pemandu yang ramah dan jelas serta tidak membuat jenuh dalam menyampaikan, membuat pangunjung akan terasa nyaman berkunjung di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Sumber
1)     Pemandu Wisata Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Bapak Seno.
2)   Blog Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta,  http://museumvredeburg.blogspt.com
3)     Brosur dari Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta
Daftar Pustaka
http://www.navigasi.net/goart.php?a=tbvredbg diakses Jum’at, 14 Desember 2012 Pukul 15.24
http://museumvredeburg.blogspt.com diakses Jum’at, 14 Desember 2012 Pukul 15.47




2 komentar:

  1. Prediksi togel hongķong dan togel singapore Akurat 100% dan Arti Tafsir Mimpi

    https://www.klik4d.pro/prediksi-togel-akurat-hk-tanggal-26-februari-2020/

    https://www.klik4d.pro/prediksi-togel-akurat-sgp-tanggal-08-maret-2020/

    INFO Pendaftaran Togel : http://159.89.197.59/register/
    INFO Prediksi Togel : https://www.klik4d.site

    Agen Togel BOLAVITA
    BONUS POTONGAN GAMES TOGEL ONLINE

    PERMAINAN TOGEL KLIK4D :
    2D = 29,25%
    3D = 59,25%
    4D = 66%

    PERMAINAN TOGEL Isin4D :
    2D = 30%
    3D = 59%
    4D = 66%

    Bolavita Sekarang Bisa Deposit Via OVO & GO-Pay.
    Sekarang Bosku Sudah Bisa Deposit Via Pulsa XL & TSEL Minimal Deposit 25rb.

    Boss Juga Bisa Kirim Via :
    Telegram : +62812-2222-995
    Wechat : Bolavita
    WA : +62812-2222-995
    Line : cs_bolavita

    BalasHapus