A. Pendahuluan
Kota sering kali diasumsikan sebagai
bentuk kehidupan masyarakat yang individualis, bermewah-mewahan, disana
terdapat banyak gedung-gedung perkantoran yang mewah dan menjulang tinggi,
pabrik-pabrik besar hingga membeludaknya kendarakan-kendarakan di jalan raya sehingga
mengakibatkan kemacetan yang luar biasa. Kota juga diasumsikan sebagai tempat
yang ideal dalam melakukan kegiatan perekonomian, bisnis, perdagangan dan
sebagainya. Hal itu menyebabkan kota menjadi tempat tujuan para pelamar kerja
yang kebanyakan dari pedesaan dengan asumsi kota merupakan pusat industri dan
perpabrikan.
Apabila dilihat seksama kondisi
perkotaan kebanyakan – bahkan semua – kota di Indonesia terdapat fenomena
kontradiktif terhadap asumsi yang ada. Di kota ternyata banyak pekerja-pekerja
sektor informal seperti pedagang asongan di bus-bus, pedagang kaki lima,
penarik becak, pemulung bahkan gembel ataupun pengemis. Selain itu disamping
gedung-gedung perkantoran mewah, sisi lain dari perkotaan ialah banyaknya
daerah-daerah pemukiman kumuh yang tentu saja terdapat bangunan-bangunan liar,
seperti di bantaran sungai, di dekat jembatan, pinggir rel kereta api dan
sebagainya.
Dalam makalah ini akan membahas
tentang kegiatan sektor informal yang terdapat di perkotaan. Kegiatan sektor
informal yang diambil ialah “Kegiatan Pedagang Asongan di bus Lintas Kota
Jogja-Solo”. Para pedangang asongan yang banyak di jumpai di dalam bus lintas
Jogja-Solo merupakan salah satu kegiatan sektor informal yang menarik untuk
dikaji. Kajian itu didasarkan pada aspek struktur fungsional dimana setiap
struktur baik subjek maupun objek kajian mempunyai fungsi. Hal-hal yang menarik
untuk dikaji, misalnya pola-pola yang digunakan dalam melakukan kegiatan
perdagangan, fungsi dan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut.
Kesemuanya itu akan diulas dalam makalah ini.
B. Metode
Observasi tentang Kegiatan Pedagang
Asongan di Bus Lintas Kota Jogja-Solo ini dilaksanakan pertengahan Desember
2012 di Bus Lintas Kota Jogja Solo. Subjek observasi ini ialah observer dan objek
observasi ini ialah pedagang asongan yang terdapat di bus lintas kota
Jogja-Solo. Metode yang digunakan adalah observasi melalui pengamatan.
Pengamatan dilakukan ketika observer berangkat dan pulang kuliah. Pedagang
Asongan yang diamati meliputi : pedagang buku-buku bacaan, pedagang makanan
kecil dan air mineral, pedagang pernak-pernik (satu set alat tulis, gantungan
kunci dan sebagainya) dan pedagang koran. Pengamatan yang dilakukan meliputi
pola-pola kegiatan dari pedagang asongan yaitu bentuk dan macam perdagangannya,
serta kondisi (di dalam bus) ketika pedagang asongan tersebut melakukan
kegiatan perdagangan. Dalam melakukan observasi, observer pasif yakni tidak
melakukan wawancara, hanya melakukan pengamatan saja. Sehingga informasi yang
ada merupakan sudut pandang dari pengalaman observer. Observasi ini hanya
menggunakan langkah-langkah sederhana yaitu observer melakukan pengamatan
kemudian hasil pengamatan diolah dan dijadikan makalah yang tersaji ini.
C. Pembahasan
Seperti yang telah disampaikan pada
bab pendahuluan bahwasanya kesan secara sepintas tentang kondisi kehidupan
masyarakat kota yang lebih maju, modern, terdidik, akibat kemajuan dari
industrialisasi tidak mutlak benar adanya. Padahal, sisi-sisi lain yang
kontradiktif dengan itu ialah banyaknya para pekerja-pekerja sektor informal
yang mayoritas kaum marjinal. Dalam konteks itu permasalahan yang timbul
menjadi beragam.
Berbicara
tentang perkotaan tentu tidak lepas dari permasalahan-permasalahan yang ada.
Sebagai lokasi pemukiman manusia, baik masalah manusia yang berdiam di
dalamnya, masalah yang timbul dari fisik kota itu, maupun keadaan atau lokasi
kota itu. Permasalahan kota-kota di dunia telah diringkas sebagai berikut : (1)
masalah pencemaran dan sampah; (2) masalah pengangkutan dalam kota; (3) masalah
pertumbuhan penduduk yang tinggi dan cepat; (4) masalah pemukiman yang tidak
memenuhi persyaratan untuk hidup; dan (5) masalah kemasyarakatan yang timbul di
kalangan penduduknya (pengguran, kemiskinan, kejahatan, dan hubungan antar kelompok
etnis) (Elly dkk, 2011 : 853).
Pada poin terakhir yakni masalah
kemasyarakatan yang timbul di kalangan penduduknya akan menjadi bagian yang
akan dibahas pada makalah ini. Dalam makalah ini mencoba mengambil satu bentuk
kegiatan sektor informal yang berada di wilayah perkotaan Solo-Jogja. Kegiatan
tersebut ialah kegiatan yang dilakukan oleh pedagang asongan yang ada di bus
lintas kota Jogja-Solo. Berbicara tentang kegiatan pada sektor informal tentu
peran dan fungsi dari kegiatan tersebut juga informal artinya tidak saklek
dengan kegiatan formal pada umumnya. Dalam hal ini terdapat dua pandangan
mengenai kegiatan yang dilakukan pedagang asongan. Hal itu didasarkan pada prinsip perdagangan yaitu ada penjual dan pembeli.
Pandangan pertama, dilihat dari
fungsi kegiatan tersebut bagi pedagang asongan itu sendiri. Kegiatan
perdagangan yang dilakukan pedagang asongan berfungsi seperti halnya
perdagangan pada umumnya yaitu untuk memperoleh keuntungan atau penghasilan.
Barangkali memang dengan berdagang asongan mereka dapat menghasilkan uang guna
mencukupi kebutuhan hidup mereka dan keluarganya. Apabila dilihat dari sistem
pekerjaan atau mata pencaharian masyarakat perkotaan memang mayoritas adalah
bergantung pada sektor industri. Akan tetapi tidak sedikit pula masyarakat
perkotaan yang bekerja pada sektor informal seperti halnya berdagang asongan di
dalam bus. Sebagian dari mereka berdagang asongan merupakan pekerjaan sekunder
(sampingan) sebagian yang lain merupakan pekerjaan primer (pokok).
Kegiatan
yang dilakukan oleh pedagang asongan berfungsi sebagai kegiatan mata
pencaharian baik pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan. Kegiatan pedagang
asongan dikatakan sebagai pekerjaan pokok bilamana bekerja sebagai pedagang
asongan merupakan pekerjaan yang memang menjadi pekerjaan utama mereka. Sumber
pendapatan utama dihasilkan dari berdagang asongan. Kegiatan pedagang asongan
tersebut dikatakan pekerjaan sampingan bilamana pekerjaan itu dilakukan
semata-mata untuk menambah penghasilan dari pekerjaan utama. Sistem mata
pencaharian yang dilakukan dari kegiatan berdagang asongan ini merupakan suatu
bentuk kegiatan untuk mendapatkan penghasilan.
Pandangan
kedua, yakni pandangan dari sisi konsumer atau masyarakat secara luas terhadap
fungsi kegiatan. Kegiatan yang dilakukan oleh pedagang asongan di bus lintas
kota Jogja-Solo ini merupakan wujud dari pemenuhan kebutuhan pengguna bus.
Kebutuhan-kebutuhan itu, misalnnya air mineral, makanan kecil sebagai cemilan
perjalanan, atau pernak-pernik sekedar oleh-oleh dalam perjalanan. Dalam hal
ini fungsi dari adanya pedagang asongan di dalam bus ialah untuk memberikan
kemudahan bagi pengguna bus dalam membeli berbagai kebutuhan seperti makanan,
minuman, pernak-pernik, buku maupun sekedar koran untuk mengisi kegiatan
disela-sela perjalanan. Dengan demikian pengguna bus kota merasa diberikan
kemanfaata atas hadirnya pendagang songan tersebut.
Dalam
melakukan observasi terhadap kegiatan Pedagang Asongan di Bus Lintas Kota
Jogja-Solo, observer menemukan beberapa pola atau bentuk operasional dari
pedagang asongan yang berada di bus. Pola atau bentuk operasional yang pertama
adalah pedagang asongan menjajakan barang dagangannya dengan menawarkan. Sambil
berjalan dari kursi ke kursi penumpang para pedagang asongan menawarkan
dagangannya dengan sistem pembayaran langsung tanpa terlebih dahulu
memberitahukan harga. Artinya terjadi transaksi langsung, ketika membeli
langsung membayar. Pola atau bentuk operasional yang kedua ialah pedagang asongan
menjajakan barang dagangannya dengan bentuk kemasan. Pedangang asongan berjalan
di dalam bus kemudian masing-masing
penumpang diberikan barang dagangannya. barang ditawarkan terlebih dahulu
kepada konsumen dengan disertai harga. Setelah beberapa menit kemudian pedagang
mengambil kembali dagangannya. Apabila ada penumpang berminat membeli barang
dagangan tersebut maka penumpang mengambil barulah terjadi transaksi.
Harga
yang dipatok oleh pedagang asongan beraneka ragam tergantung jenis barang yang
dijajakan akan tetapi masih dalam tataran harga yang wajar. Misalnya untuk satu
buku dihargai Rp.10.000, harga koran dikisaran Rp.1.000 – Rp. 4.000 baik koran
lokal maupun nasional, untuk pernak-pernik biasanya dihargai per set dan untuk
makanan biasanya kiasaran Rp. 1.000 – Rp. 5.000. Untuk pedangang koran,
pedagang pernak-pernik maupun pedagang buku bacaan biasanya dalam menawarkan
dagangannya disertai dengan harga. Tetapi untuk air minum dan makanan kecil
terkadang tidak disebutkan harganya, apabila ingin membeli baru dapat diketahui
harganya. Satu hal yang menarik dalam melakukan perdagangan, untuk barang
tertentu terkadang pedagang memberikan alternatif harga yang dapat di nego
alias ditawar. Hal itu tentu semakin memberikan dampak yang cukup positif.
Kegiatan
di sektor informal yang dilakukan oleh Pedagang Asongan di Bus Lintas Kota
Jogja-Solo disamping memberikan kontribusi positifnya dalam pemenuhan kebutuhan
para penumpang bus, ternyata masih ada beberapa hal yang menjadi dampak
negatif. Meskipun dampak negatif yang ditimbulkan tidak terlalu signifikan
terhadap kehidupan masyarakat dalam konteks ini adalah para penumpang bus. Ada
beberapa dampak yang dapat dianggap negatif dari hadirnya pedagang asongan di
dalam bus. Beberapa dampak itu seperti, misalnya saat kondisi bus penuh dengan
penumpang ditambah lagi dengan masuknya pedagang asongan – dengan barang
dagangannya – akan menambah suasana pengap dan desak-desakan antar penumpang.
Hal itu menyebabkan potensi tindak kriminal pencopetan akan tinggi. Terkadang
beberapa pedagang yang usil akan memberikan harga dagangannya tidak sesuai
dengan harga pada umumnya. Terutama hal ini terjadi apabila penumpang dari luar
kota. Sehingga menyebabkan konsumen tidak nyaman. Disamping itu akibat dari
ketidaksadaran dari penumpang banyak sampah hasil jajanan dari pedagang asongan
yang berserakan di dalam bus, hal itu memperparah ketidaknyamanan penumpang
yang lain.
D. Penutup
Seperti yang telah diketahui bahwa
kehidupan di kota sangatlah keras. Kota yang diasumsikan menjadi tempat yang
ideal dalam pertumbuhan ekonomi formal terutama dalam industrialisasi dengan
adanya pabrik-pabrik sehingga lapangan pekerjaan semakin luas. Ternyata dalam
kenyataanya tidak sedikit masyarakat perkotaan yang bekerja pada sektor
informal seperti pedagang asongan yang telah dibahas sebelumnya. Pedagang
Asongan yang banyak di jumpai di dalam bus lintas kota Jogja-Solo merupakan
kegiatan sektor informal yang keberadaanya dapat dipandang dua sisi. Sisi
pertama yakni positif, dalam hal ini pedangang asongan setidaknya bagian dari
masyarakat yang bukan pengagguran, meskipun mereka bekerja pada sektor
informal. Di samping itu mereka dapat memberikan dampak positif bagi penumpang
yang membutuhkan dagangannya ketika berada dalam bus yang tidak bisa membelinya
di luar.
Meskipun
demikian terdapat sisi lain yaitu sisi negatif dari adanya pedagang asongan.
Sisi negatif ini tidak terlalu berdampak cukup signifikan akan tetapi apabila
dilakukan pembiaran maka dampaknya juga tidak baik. Misalnya saja menyebabkan
potensi kriminal akibat desak-desakan penumpang dengan pedagang asongan. Di
samping itu apabila tidak ada kesadaran dari penumapang yang membeli dagangan
dari pedagang asongan terutama makanan dan minuman akan menyebabkan banyak
sampah yang berserakan di dalam bus. Sehingga dapat mengganggu penumpang yang
lain. Hal yang menjadi perhatian ialah hadirnya pedagang asongan di dalam bus
lintas kota Jogja-Solo memberikan dampak positif dan negatif. Sehingga dengan
demikian eksistensi Pedagang Asongan di Bus Lintas Kota Jogja-Solo dapat
dipandang objektif.
E. Daftar Pustaka
Elly M Setiadi,
Dkk. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman
Fakta dan Gejala Pemecahan Sosial : Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya.
Jakarta : Kencana Prenada Media Goup
wah, nggonaku lali ra tak kek'i daftar pustaka..
BalasHapuslumayan sih (nek kanggoku), secara struktur bahasa dan proses eksplanasinya. tapi kurang penekanan nggon bagian dampak sosial secara umum pada masyarakat secara luas. di situ cuma di jelaskan sebab dan akibat langsungnya tok kurang menjabarkan proses terjadinya hal itu.
Oke, thanks masukannya :)
Hapus